LAPORAN
PRAKTIK JARINGAN KOMPUTER
IP ADDRESS, CIDR dan VLSM
Disusun Oleh :
Nama/NIM | : | Nurlia Sutiani/12520249001 |
Kelas | : | F |
Alamat Website | : | www.nurliasutiani.blogspot.com |
-
Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
-
Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
-
Memahami teknik penggunaan subnet mask.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013A. Tujuan
B. Skenario Praktikum (Studi Kasus)
Uji coba teknik subnetting dengan konsep VLSM.
C. Dasar Teori
a. VLSM
Merupakan implementasi pengalokasian blok ip yang dlakukan oleh pemilik jaringan dari blok ip yang telah di berikan padanya dan tidak di kenal di internet dan vlsm juga bisa di sebut dengan metode, dan metode ini berbeda dengan CIDR. Jika pada metode VLSM ini di berikan lebih dari satu subnet mask. Dan perbedaan lain yang lebih mendasar yaitu pada pembagian blok subnet, pada metode VLSM pembagian blok subnetnya bebas dan hanya dilakukan oleh pemilik network address saja.
-
Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)
-
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
-
Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)
-
Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance)
-
Menghemat ruang alamat.
Adapun keuntungan dari subnetting vlsm :
VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class.
D. Alat dan Bahan
Software simulasi Cisco Packer Tracer 5.3.3
E. Langkah Kerja
-
Skenario
Suatu jaringan pada sebuah perkantoran menggunakan ip address class C dengan alamat jaringan 192.168.32.0 jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 buah subnet per divisi, dan masing-masing divisi tidak dapet saling berhubungan atau berkomunikasi melalui jaringan local. Dan rincian host per divisi sbb :
Subnet #1 (Divisi Keuangan) sejumlah 50 host.
Subnet #2 (Divisi Tata Usaha) sejumlah 50 host.
Subnet #3 (Divisi R&D) sejumlah 50 host.
Subnet #4 (Divisi HRD) sejumlah 30 host.
Subnet #5 (Divisi Pelayanan) sejumlah 30 host.
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnet-nya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host untuk 3 subnet dan 30 host untuk 2 subnet.
2. Sebelum kita membuat jaringan hal yang harus kita lakukan pertama kali tentunya menghitung ip address yang akan kita gunakan, dan berikut langkah-langkahnya.
Diketahui alamat network 192.168.32.0, karena masuk ke dalam kelompok ip
kelas C maka subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0
Desimal | Biner |
192.168.32.0 | 11000000.10101000.00100000.00000000 |
255.255.255.0 | 11111111.11111111.11111111.00000000 |
3. Setelah itu kita tentukan berapa netmask yang akan digunakan untuk 3 divisi yang jumlah client maksimumnya adalah 50 client atau 50 host. Jika menggunakan teknik subnetting CIDR paling memungkinkan adalah menggunakan netmask 255.255.255.192 dengan masimal host adalah 62, dengan rincian sebagai berikut.
Desimal | Biner |
192.168.32.0 | 11000000.10101000.00100000.00000000 |
255.255.255.192 | 11111111.11111111.11111111.11000000 |
a. Jumlah subnet
n= 2x
n= 22
n= 4
b. Menentukan jumlah host tiap subnet
Host = 2y-2
Host = 26-2
Host = 62 host
c. Menentukan blok subnet dengan perhitungan : 256 – 192 = 64 Sehingga diperoleh blok subnet adalah kelipatan dari angka 64 dimulai dari 0. Diperoleh 0, 64, 128, dan 192. Sehingga dari perhitungan tersebut didapat tabel dibawah ini.
Subnet | #1 | #2 | #3 | #4 |
192.168.32.0 | 192.168.32.64 | 192.168.32.128 | 192.168.32.192 | |
Host pertama | 192.168.32.1 | 192.168.32.65 | 192.168.32.129 | 192.168.32.193 |
Host akhir | 192.168.32.62 | 192.168.32.126 | 192.168.32.190 | 192.168.32.254 |
Broadcast | 192.168.32.63 | 192.168.32.127 | 192.168.32.191 | 192.168.32.255 |
Maksimal host | 62 | 62 | 62 | 62 |
Jika menggunakan netmask 255.255.255.192 untuk divisi keuangan, tata usaha dan R&D sudah lebih dari cukup karena kebutuhan host per divisi masimal hanya 50 host. Bagaimana untuk divisi HRD dan pelayanan dimana jumlah host per divisinya adalah 30 sedangkan hanya tersisa satu subnet dengan maksimum host 62. Jika dilihat dari jumlahnya mungkin divisi HRD dan pelayanan dapat digabung dan menggunakan subnet ke #4, namun apakah sesuai scenario? Jawabnya tidak, karena kedua divisi tersebut masih dapat berkomunikasi melalui jaringan local. Langkah yang harus dilakukan adalah memecah lagi subnet terakhir menjadi 2 buah subnetwork atau subnet baru akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
Maka dilakukan teknik subnetting lagi untuk subnet terakhir #4 dengan network atau alamat jaringan 192.168.32.192.
Desimal | Biner |
192.168.32.192 | 11000000.10101000.00100000.11000000 |
255.255.255.192 | 11111111.11111111.11111111.11000000 |
Karena yang dibutuhkan adalah 30 client maka rumus yang digunakan terlebih dahulu adlah :
2y-2 = 30
2y = 32
y = 5
dimana y tersebut adalah jumlah angka binary 0 pada octet terakhir netmask kelas C. Dengan demikian dapat diperoleh berapa jumlah angka binary 1 pada octet terakhir netmask tersebut. Dari perhitungan tersebut diatas maka diperoleh netmask ;
Desimal | Biner |
255.255.255.224 | 11111111.11111111.11111111.11100000 |
Kemudian dihitung blok subnet dengan rumus 256-224 = 32. Maka diperoleh kelipatan blok subnet-nya adalah 32, namun tidak dimulai dari 0 melainkan dimulai dari 192 sesuai dengan nomor jaringan pada subnet terakhir yang dipecah. Sehingga diperoleh blok subnet 192 dan 224. Dari data tersebut maka dibuatlah tabel sebagai berikut :
Subnet | #1 | #2 |
192.168.32.192 | 192.168.32.224 | |
Host pertama | 192.168.32.193 | 192.168.32.225 |
Host akhir | 192.168.32.222 | 192.168.32.254 |
Broadcast | 192.168.32.223 | 192.168.32.255 |
Maksimal host | 30 | 30 |
Dari hasil perhitungan tersebut maka di peroleh hasil sebagaimana pada tabel dibawah ini :
Subnet | #1 | #2 | #3 | #4 | #5 |
192.168.32.0 | 192.168.32.64 | 192.168.32.128 | 192.168.32.192 | 192.168.32.224 | |
Host pertama | 192.168.32.1 | 192.168.32.65 | 192.168.32.129 | 192.168.32.193 | 192.168.32.225 |
Host akhir | 192.168.32.62 | 192.168.32.126 | 192.168.32.190 | 192.168.32.222 | 192.168.32.254 |
Broadcast | 192.168.32.63 | 192.168.32.127 | 192.168.32.191 | 192.168.32.223 | 192.168.32.255 |
Maksimal host | 62 | 62 | 62 | 30 | 30 |
Kebutuhan | 50 | 50 | 50 | 30 | 30 |
Tersisa | 12 | 12 | 12 | 0 | 0 |
Divisi | Keuangan | Tata Usaha | R&D | HRD | Pelayanan |
Netmask | 255.255.255.192 | 255.255.255.192 | 255.255.255.192 | 255.255.255.224 | 255.255.255.22 |
-
Klik uda kali pada aplikasi/ progran Cisco Packet Tracer 5.3.3
-
Pada pojok kiri bawah disana ada berbagai icon/pilihan untuk membuat simulasi jaringan pada Packet Tracert dan klik Icon End Device.
Setelah semua perintah yang di atas sudah kita lakukan, selanjutnya masuk ke langkah kerjanya.
4. Langkah Kerjanya :
3. Setelah itu akan muncul beberapa plihan yang dapat kita gunakan untuk membuat simulasi tersebut. Lalu klik Icon PC-PT kemudian drag and drop pada lembar kerja yang sudah ada.
4. Buatlah sebanyak 5 buah PC yang dimana seperti gambar di bawwh ini.
5. Kemudia setelah itupilih kembali Icon pada pojok kiri bawah dan klik Switch .
6. Lalu pilihlah switch yang akan kita gunakan yaitu 2950-24, kemudian drag and drop ke lembar kerja yang sudah ada.
7. Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling terkoneksi dengan menggunakan kabel Straight. Pada menu icon pilih Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch kurang lebih seperti gambar di bawah ini.
8. Sesuaikan pemasangan ip address dengan gambar diatas. Kemudian uji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet. Hal tersebut telah mensimulasikan teknik subnetting VLSM sesuai dengan scenario diatas.
F. Permasalahan dan Troubleshooting
a. Permasalahan
1. [Pendalaman teknik CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28! Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer !
2. [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting ip address 5 buah komputer dengan network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.
b. Troubleshooting
1. Diketahui ip address 210.103.45.0/28
Desimal | Biner |
255.255.255.240 | 11111111.11111111.11111111.11110000 |
-
Jumlah subnet
-
Jumlah host per subnet
n=2x
n=24
n=16
-
Jumlah blok subnet
n=2y-2
n=24-2
n=14
Blok subnet | NetID | Host pertama | Host akhir |
0 | 210.103.45.0 | 210.103.45.1 | 210.103.45.14 |
16 | 210.103.45.16 | 210.103.45.17 | 210.103.45.30 |
32 | 210.103.45.32 | 210.103.45.33 | 210.103.45.47 |
48 | 210.103.45.48 | 210.103.45.49 | 210.103.45.62 |
64 | 210.103.45.64 | 210.103.45.65 | 210.103.45.79 |
80 | 210.103.45.80 | 210.103.45.81 | 210.103.45.94 |
96 | 210.103.45.96 | 210.103.45.96 | 210.103.45.110 |
112 | 210.103.45.112 | 210.103.45.113 | 210.103.45.126 |
128 | 210.103.45.128 | 210.103.45.129 | 210.103.45.142 |
114 | 210.103.45.144 | 210.103.45.145 | 210.103.45.158 |
160 | 210.103.45.160 | 210.103.45.161 | 210.103.45.174 |
176 | 210.103.45.176 | 210.103.45.177 | 210.103.45.190 |
192 | 210.103.45.192 | 210.103.45.193 | 210.103.45.247 |
219 | 210.103.45.219 | 210.103.45.220 | 210.103.45.222 |
224 | 210.103.45.224 | 210.103.45.225 | 210.103.45.238 |
240 | 210.103.45.240 | 210.103.45.241 | 210.103.45.254 |
-
Dan berikut merupakan simulasinya
-
Setelah kita melakukan perintah di atas, cobalah untuk mengecek jaringan tersebut dengan menggunakan perintah ping pada command prompt seperti gambar di bawah ini.
-
Skenario (Desain Jaringan)
Catatan : setelah melakukan perintah di atas maka akan di dapatkan hasil bahwa subnetwork 1 dan 2 tidak bisa saling terhubung.
2. Pada permasalahan yang nomer dua bisa di deskripsikan sbb :
a. Divisi A = 300
b. Divisi B = 250
c. Divisi C = 200
d. Divisi D = 140
e. Divisi E = 140
Network id | 172.200.0.0 |
-
Setelah itu kita tentukan host divisi dan networkmasknya A-E.
-
Menentukan host divisi A = lebih dari dan mendekati 300
-
Menentukan host divisi B = lebih dari dan mendekati 250
2y-2 = lebih dari dan mendekati 300
29-2 = lebih dari dan mendekati 300
510 = lebih dari dan mendekati 300
y =9
-
Menentukan host divisi C = lebih dari dan mendekati 300
2y-2 = lebih dari dan mendekati 250
28-2 = lebih dari dan mendekati 250
256 = lebih dari dan mendekati 250
y =8
-
Menentukan host divisi D = lebih dari dan mendekati 140
2y-2 = lebih dari dan mendekati 200
28-2 = lebih dari dan mendekati 200
256 = lebih dari dan mendekati 200
y =8
-
Menentukan host divisi E = lebih dari dan mendekati 140
2y-2 = lebih dari dan mendekati 140
28-2 = lebih dari dan mendekati 140
256 = lebih dari dan mendekati 140
y =8
-
Networkmask A =/(32-y)
2y-2 = lebih dari dan mendekati 140
28-2 = lebih dari dan mendekati 140
256 = lebih dari dan mendekati 140
y =8
-
Networkmask B,C,D,E =/(32-y)
=/(32-9)
=/23
Subnet mask =111111111.11111111.11111110.00000000
=255.255.254.0
-
Berikut adalah gambar blognya
=/(32-8)
=/24
Subnet mask =111111111.11111111.11111111.00000000
=255.255.255.0
Divisi | Blok subnet | Net ID | Host pertama | Host akhir | Broadcast |
A | 0.0 | 172.200.0.0 | 172.200.0.1 | 172.200.0.254 | 172.200.00.255 |
B | 2.0 | 172.200.2.0 | 172.200.2.1 | 172.200.2.254 | 172.200.2.255 |
C | 3.0 | 172.200.3.0 | 172.200.3.1 | 172.200.3.254 | 172.200.3.255 |
D | 4.0 | 172.200.4.0 | 172.200.4.1 | 172.200.4.254 | 172.200.4.255 |
E | 5.0 | 172.200.5.0 | 172.200.5.1 | 172.200.5.254 | 172.200.5.255 |
-
Berikut adalah gambar simulasinya.
-
Setelah kita melakukan perintah di atas, cobalah untuk mengecek jaringan tersebut dengan menggunakan perintah ping pada command prompt seperti gambar di bawah ini.
-
Mengurangi lalu lintas jaringan.
-
Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
-
Pengelolaan yang di sederhanakan.
-
Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh.
-
Menghemat ruang alamat.
Catatan : setelah melakukan perintah di atas maka akan di dapatkan hasil bahwa network D(pc 15) dengan network C(pc 10)tidak bisa saling terhubung.
G. Kesimpulan
VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok ip yang dlakukan oleh pemilik jaringan dari blok ip yang telah di berikan padanya.
Dan adapun keuntunngan dari VLSM sendiri yaitu :
-
http://sigitnote.wordpress.com/2009/05/14/menghitung-variable-length-subnet
-
http://thekiralover.wordpress/2010/04/19/vlsm/
-
labsheet_IP_Address_Addressing_VLSM_-_revo.pdf/2013/03/09
H. Daftar Pustaka
Categories:
0 comments:
Post a Comment