Monday, March 11, 2013

Laporan Praktikum Jaringan Komputer

Posted by Liea Iskandar On 5:54 AM

LAPORAN
PRAKTIK JARINGAN KOMPUTER
IP ADDRESS, CIDR dan VLSM
251414_10150270784368132_1497500_n Disusun Oleh :
 
Nama/NIM
:
Nurlia Sutiani/12520249001
Kelas
:
F
Alamat Website
:
www.nurliasutiani.blogspot.com
    FAKULTAS TEKNIK
    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
    YOGYAKARTA
    2013A. Tujuan
  1. Mampu melakukan konfigurasi IP Address di komputer jaringan.
  2. Memahami konsep teknik subnetting menggunakan metode VLSM.
  3. Memahami teknik penggunaan subnet mask.
    B. Skenario Praktikum (Studi Kasus)
Uji coba teknik subnetting dengan konsep VLSM.
    C. Dasar Teori
a. VLSM
Merupakan implementasi pengalokasian blok ip yang dlakukan oleh pemilik jaringan dari blok ip yang telah di berikan padanya dan tidak di kenal di internet dan vlsm juga bisa di sebut dengan metode, dan metode ini berbeda dengan CIDR. Jika pada metode VLSM ini di berikan lebih dari satu subnet mask. Dan perbedaan lain yang lebih mendasar yaitu pada pembagian blok subnet, pada metode VLSM pembagian blok subnetnya bebas dan hanya dilakukan oleh pemilik network address saja.
    Adapun keuntungan dari subnetting vlsm :
  1. Mengurangi lalu lintas jaringan (reduced network traffic)
  2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan (optimized network performance)
  3. Pengelolaan yang disederhanakan (simplified management)
  4. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh (facilitated spanning of large geographical distance)
  5. Menghemat ruang alamat.
    VLSM merupakan bentuk lain dari tehnik subnetting akan tetapi pada subnetting ini yang digunakan bukan berdasarkan jumlah banyak IP dalam satu subnet/class melainkan banyak host yang ingin dibuat. Hal ini akan membuat semakin banyak jaringan yang dapat dipisahkan pada suatu subnet maupun class.
D. Alat dan Bahan
    Software simulasi Cisco Packer Tracer 5.3.3
E. Langkah Kerja
  1. Skenario
Suatu jaringan pada sebuah perkantoran menggunakan ip address class C dengan alamat jaringan 192.168.32.0 jaringan tersebut ingin membagi jaringannya menjadi 5 buah subnet per divisi, dan masing-masing divisi tidak dapet saling berhubungan atau berkomunikasi melalui jaringan local. Dan rincian host per divisi sbb :
Subnet #1 (Divisi Keuangan) sejumlah 50 host.
Subnet #2 (Divisi Tata Usaha) sejumlah 50 host.
Subnet #3 (Divisi R&D) sejumlah 50 host.
Subnet #4 (Divisi HRD) sejumlah 30 host.
Subnet #5 (Divisi Pelayanan) sejumlah 30 host.
Rincian diatas tidak akan tercapai apabila menggunakan static subnetting. Untuk hal tersebut apabila menggunakan subnetting 255.255.255.192 maka hanya terdapat 4 subnet dengan tiap-tiap subnet memiliki 64 host, akan tetapi untuk kasus ini dibutuhkan 5 subnet. Dan apabila menggunakan subnet 255.255.255.224 mungkin bisa 8 subnet tetapi tiap subnet-nya hanya memiliki jumlah host maksimal 32 host, padahal kita butuh 50 host untuk 3 subnet dan 30 host untuk 2 subnet.
2.   Sebelum kita membuat jaringan hal yang harus kita lakukan pertama kali tentunya menghitung ip address yang akan kita gunakan, dan berikut langkah-langkahnya.
Diketahui alamat network 192.168.32.0, karena masuk ke dalam kelompok ip
kelas C maka subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0

Desimal
Biner
192.168.32.0
11000000.10101000.00100000.00000000
255.255.255.0
11111111.11111111.11111111.00000000

3. Setelah itu kita tentukan berapa netmask yang akan digunakan untuk 3 divisi yang jumlah client maksimumnya adalah 50 client atau 50 host. Jika menggunakan teknik subnetting CIDR paling memungkinkan adalah menggunakan netmask 255.255.255.192 dengan masimal host adalah 62, dengan rincian sebagai berikut.

Desimal
Biner
192.168.32.0
11000000.10101000.00100000.00000000
255.255.255.192
11111111.11111111.11111111.11000000

a. Jumlah subnet
n= 2x
n= 22
n= 4
b. Menentukan jumlah host tiap subnet
Host = 2y-2
Host = 26-2
Host = 62 host
c. Menentukan blok subnet dengan perhitungan : 256 – 192 = 64 Sehingga diperoleh blok subnet adalah kelipatan dari angka 64 dimulai dari 0. Diperoleh 0, 64, 128, dan 192. Sehingga dari perhitungan tersebut didapat tabel dibawah ini.

Subnet
#1
#2
#3
#4
192.168.32.0
192.168.32.64
192.168.32.128
192.168.32.192
Host pertama
192.168.32.1
192.168.32.65
192.168.32.129
192.168.32.193
Host akhir
192.168.32.62
192.168.32.126
192.168.32.190
192.168.32.254
Broadcast
192.168.32.63
192.168.32.127
192.168.32.191
192.168.32.255
Maksimal host
62
62
62
62

Jika menggunakan netmask 255.255.255.192 untuk divisi keuangan, tata usaha dan R&D sudah lebih dari cukup karena kebutuhan host per divisi masimal hanya 50 host. Bagaimana untuk divisi HRD dan pelayanan dimana jumlah host per divisinya adalah 30 sedangkan hanya tersisa satu subnet dengan maksimum host 62. Jika dilihat dari jumlahnya mungkin divisi HRD dan pelayanan dapat digabung dan menggunakan subnet ke #4, namun apakah sesuai scenario? Jawabnya tidak, karena kedua divisi tersebut masih dapat berkomunikasi melalui jaringan local. Langkah yang harus dilakukan adalah memecah lagi subnet terakhir menjadi 2 buah subnetwork atau subnet baru akan sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut.
Maka dilakukan teknik subnetting lagi untuk subnet terakhir #4 dengan network atau alamat jaringan 192.168.32.192.

Desimal
Biner
192.168.32.192
11000000.10101000.00100000.11000000
255.255.255.192
11111111.11111111.11111111.11000000

Karena yang dibutuhkan adalah 30 client maka rumus yang digunakan terlebih dahulu adlah :
2y-2 = 30
2y = 32
y = 5
dimana y tersebut adalah jumlah angka binary 0 pada octet terakhir netmask kelas C. Dengan demikian dapat diperoleh berapa jumlah angka binary 1 pada octet terakhir netmask tersebut. Dari perhitungan tersebut diatas maka diperoleh netmask ;

Desimal
Biner
255.255.255.224
11111111.11111111.11111111.11100000

Kemudian dihitung blok subnet dengan rumus 256-224 = 32. Maka diperoleh kelipatan blok subnet-nya adalah 32, namun tidak dimulai dari 0 melainkan dimulai dari 192 sesuai dengan nomor jaringan pada subnet terakhir yang dipecah. Sehingga diperoleh blok subnet 192 dan 224. Dari data tersebut maka dibuatlah tabel sebagai berikut :

Subnet
#1
#2
192.168.32.192
192.168.32.224
Host pertama
192.168.32.193
192.168.32.225
Host akhir
192.168.32.222
192.168.32.254
Broadcast
192.168.32.223
192.168.32.255
Maksimal host
30
30

Dari hasil perhitungan tersebut maka di peroleh hasil sebagaimana pada tabel dibawah ini :

Subnet
#1
#2
#3
#4
#5
192.168.32.0
192.168.32.64
192.168.32.128
192.168.32.192
192.168.32.224
Host pertama
192.168.32.1
192.168.32.65
192.168.32.129
192.168.32.193
192.168.32.225
Host akhir
192.168.32.62
192.168.32.126
192.168.32.190
192.168.32.222
192.168.32.254
Broadcast
192.168.32.63
192.168.32.127
192.168.32.191
192.168.32.223
192.168.32.255
Maksimal host
62
62
62
30
30
Kebutuhan
50
50
50
30
30
Tersisa
12
12
12
0
0
Divisi
Keuangan
Tata Usaha
R&D
HRD
Pelayanan
Netmask
255.255.255.192
255.255.255.192
255.255.255.192
255.255.255.224
255.255.255.22

    Setelah semua perintah yang di atas sudah kita lakukan, selanjutnya masuk ke langkah kerjanya.
    4. Langkah Kerjanya :
  1. Klik uda kali pada aplikasi/ progran Cisco Packet Tracer 5.3.3
  2. Pada pojok kiri bawah disana ada berbagai icon/pilihan untuk membuat simulasi jaringan pada Packet Tracert dan klik Icon End Device.
clip_image003

 

3.  Setelah itu akan muncul beberapa plihan yang dapat kita gunakan untuk membuat simulasi tersebut. Lalu klik Icon PC-PT kemudian drag and drop pada lembar kerja yang sudah ada.

 

clip_image005

 

4. Buatlah sebanyak 5 buah PC yang dimana seperti gambar di bawwh ini.

 

clip_image007

 

5. Kemudia setelah itupilih kembali Icon pada pojok kiri bawah dan klik Switch .

 

clip_image009

 

6. Lalu pilihlah switch yang akan kita gunakan yaitu 2950-24, kemudian drag and drop ke lembar kerja yang sudah ada.

 

clip_image011

 

7. Hubungkan tiap PC dengan Switch agar masing-masing PC dapat saling terkoneksi dengan menggunakan kabel Straight. Pada menu icon pilih Connections dan pilih kabel Copper Straight-Through. Pada saat akan menghubungkan gunakan port fastEthernet pada PC dan Switch kurang lebih seperti gambar di bawah ini.

 

clip_image013
clip_image015

 

8. Sesuaikan pemasangan ip address dengan gambar diatas. Kemudian uji koneksi antar kelima PC tersebut. Jika pengaturan ip address tersebut sesuai dengan gambar diatas maka kelima PC tersebut tidak akan bisa terkoneksi karena kelimanya berbeda subnet. Hal tersebut telah mensimulasikan teknik subnetting VLSM sesuai dengan scenario diatas.

 

F. Permasalahan dan Troubleshooting
a. Permasalahan
1. [Pendalaman teknik CIDR] Hitunglah subnet dari 210.103.45.0/28! Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer !
2. [Teknik VLSM] Misalkan ada sebuah perusahaan terbagi dalam 5 buah divisi yaitu A, B, C, D dan E. Divisi A terdiri dari 300 komputer, divisi B terdiri dari 250 komputer, divisi C terdiri dari 200 komputer, divisi D terdiri dari 140 komputer, dan divisi E terdiri dari 140 komputer. Setting ip address 5 buah komputer dengan network atau nomor jaringan awal adalah 172.200.0.0. Bagaimana hasilnya dan sertakan perhitungannya secara detail? Buatlah simulasi pada paket tracert dimana per subnetwork-nya diwakili oleh 5 buah komputer.

 

b. Troubleshooting
1. Diketahui ip address 210.103.45.0/28

Desimal
Biner
255.255.255.240
11111111.11111111.11111111.11110000

  • Jumlah subnet
    n=2x
    n=24
    n=16
  • Jumlah host per subnet
    n=2y-2
    n=24-2
    n=14
  • Jumlah blok subnet

Blok subnet
NetID
Host pertama
Host akhir
0
210.103.45.0
210.103.45.1
210.103.45.14
16
210.103.45.16
210.103.45.17
210.103.45.30
32
210.103.45.32
210.103.45.33
210.103.45.47
48
210.103.45.48
210.103.45.49
210.103.45.62
64
210.103.45.64
210.103.45.65
210.103.45.79
80
210.103.45.80
210.103.45.81
210.103.45.94
96
210.103.45.96
210.103.45.96
210.103.45.110
112
210.103.45.112
210.103.45.113
210.103.45.126
128
210.103.45.128
210.103.45.129
210.103.45.142
114
210.103.45.144
210.103.45.145
210.103.45.158
160
210.103.45.160
210.103.45.161
210.103.45.174
176
210.103.45.176
210.103.45.177
210.103.45.190
192
210.103.45.192
210.103.45.193
210.103.45.247
219
210.103.45.219
210.103.45.220
210.103.45.222
224
210.103.45.224
210.103.45.225
210.103.45.238
240
210.103.45.240
210.103.45.241
210.103.45.254

  • Dan berikut merupakan simulasinya
    clip_image017
  • Setelah itu setting ip addres pada pc 0 dan pc 5, seperti gambar di bawah ini.
    clip_image019
  • Setelah kita melakukan perintah di atas, cobalah untuk mengecek jaringan tersebut dengan menggunakan perintah ping pada command prompt seperti gambar di bawah ini.
    clip_image021

     

    Catatan : setelah melakukan perintah di atas maka akan di dapatkan hasil bahwa subnetwork 1 dan 2 tidak bisa saling terhubung.
    2. Pada permasalahan yang nomer dua bisa di deskripsikan sbb :
  • Skenario (Desain Jaringan)
a. Divisi A = 300
b. Divisi B = 250
c. Divisi C = 200
d. Divisi D = 140
e. Divisi E = 140

Network id
172.200.0.0
    • Setelah itu kita tentukan host divisi dan networkmasknya A-E.
  • Menentukan host divisi A = lebih dari dan mendekati 300
    2y-2 = lebih dari dan mendekati 300
    29-2 = lebih dari dan mendekati 300
    510 = lebih dari dan mendekati 300
    y =9
  • Menentukan host divisi B = lebih dari dan mendekati 250
    2y-2 = lebih dari dan mendekati 250
    28-2 = lebih dari dan mendekati 250
    256 = lebih dari dan mendekati 250
    y =8
  • Menentukan host divisi C = lebih dari dan mendekati 300
    2y-2 = lebih dari dan mendekati 200
    28-2 = lebih dari dan mendekati 200
    256 = lebih dari dan mendekati 200
    y =8
  • Menentukan host divisi D = lebih dari dan mendekati 140
    2y-2 = lebih dari dan mendekati 140
    28-2 = lebih dari dan mendekati 140
    256 = lebih dari dan mendekati 140
    y =8
  • Menentukan host divisi E = lebih dari dan mendekati 140
    2y-2 = lebih dari dan mendekati 140
    28-2 = lebih dari dan mendekati 140
    256 = lebih dari dan mendekati 140
    y =8
  • Networkmask A =/(32-y)
    =/(32-9)
    =/23
    Subnet mask =111111111.11111111.11111110.00000000
    =255.255.254.0
  • Networkmask B,C,D,E =/(32-y)
    =/(32-8)
    =/24
    Subnet mask =111111111.11111111.11111111.00000000
    =255.255.255.0
  • Berikut adalah gambar blognya

Divisi
Blok subnet
Net ID
Host pertama
Host akhir
Broadcast
A
0.0
172.200.0.0
172.200.0.1
172.200.0.254
172.200.00.255
B
2.0
172.200.2.0
172.200.2.1
172.200.2.254
172.200.2.255
C
3.0
172.200.3.0
172.200.3.1
172.200.3.254
172.200.3.255
D
4.0
172.200.4.0
172.200.4.1
172.200.4.254
172.200.4.255
E
5.0
172.200.5.0
172.200.5.1
172.200.5.254
172.200.5.255

  • Berikut adalah gambar simulasinya.
    clip_image023
  • Kemudian setting ip pc 10 dan pc 15 seperti gambar berikut.
    clip_image025
  • Setelah kita melakukan perintah di atas, cobalah untuk mengecek jaringan tersebut dengan menggunakan perintah ping pada command prompt seperti gambar di bawah ini.
    clip_image027

     

    Catatan : setelah melakukan perintah di atas maka akan di dapatkan hasil bahwa network D(pc 15) dengan network C(pc 10)tidak bisa saling terhubung.

     

    G. Kesimpulan
    VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok ip yang dlakukan oleh pemilik jaringan dari blok ip yang telah di berikan padanya.
    Dan adapun keuntunngan dari VLSM sendiri yaitu :
  1. Mengurangi lalu lintas jaringan.
  2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
  3. Pengelolaan yang di sederhanakan.
  4. Membantu pengembangan jaringan ke jarak geografis yang jauh.
  5. Menghemat ruang alamat.

Categories:

0 comments:

Post a Comment

Ads